Dataran Tinggi Dieng Sangat Dikenal
Kedaulatan-rakyat.com~OBJEK wisata di Jateng, ternyata banyak dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Jika Candi Borobudur sudah sangat mendunia, karena masuk dalam salah satu keajaiban dunia, sehingga menjadi salah satu objek wisata andalan Jateng, Kawasan Dataran Tinggi Dieng juga cukup representatif untuk dikenalkan kepada wisatawan dunia.
Objek yang satu ini juga sudah sangat dikenal. Setiap kali ada kegiatan terkait dengan wisata, daerah-daerah di luar pulau Jawa bisa dipastikan akan menanyakan wisata Dieng. Ini menunjukkan bahwa objek wisata Dieng sudah sangat dikenal oleh para wisatawan nasional. Yang menjadi bahan pertanyaan, banyaknya tarif retribusi di dataran Dieng yang dikenakan kepada para wisatawan. Jika sebelumnya wisatawan bisa menikmati keindahan dataran tinggi Dieng hanya dengan satu tiket, kini menjadi beberapa tiket masuk. Ini disebabkan dataran tinggi Dieng sudah tidak lagi dikelola secara bersama antara pemerintah Wonosobo dan Banjarnegara. Dua daerah tersebut kini masing-masing memacu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara membuka sendiri loket wisata. Sehingga wisatawan yang masuk melalui pintu Wonosobo harus membayar lagi jika akan menikmati objek yang berada di kawasan milik Banjarnegara, dan begitu sebaliknya. Kasie Objek dan Daya tarik wisata, dinas Pariwisata Wonosobo Pudjonggo Kristiawan, saat menerima kunjungan wartawan peserta pers tour mengatakan, setiap kunjungannya ke daerah-daerah di luar pulau Jawa, pelaku wisata selalu menanyakan keberadaan objek wisata Dieng. Ini menurut Pudjonggo menandakan Selain Borobudur, objek wisata khas lainnya di Jateng adalah wisata di dataran tinggi Dieng. Masyarakat luas sudah mengenal keberadaannya, sehingga untuk mengembangkannya menjadi objek wisata tidak terlalu sulit. Namun mahalnya tarif masuk sekarang ini, juga diakui sebagai kendala tersebut. Baik Pemkab Wonosobo maupun Banjarnegara sekarang ini sedang melakukan penjajagan untuk melakukan kerja sama pengelolaan kembali objek wisata Dieng. Dikhawatirkan rintisan untuk menjalin kembali kerja sama antara Wonosobo dengan Banjarnegara akan terbentuk oleh kebijakan dari masing-masing DPRD setempat. Gubernur Jateng sendiri diakui memiliki kepedulian besar terhadap perkembangan wisata di daerah Jateng Selatan, seperti di Dieng. Bukti dari kepedulian Gubernur adalah dengan dibangunnya fasilitas baru berupa gedung Dieng Theatre untuk memperkenalkan seluruh objek wisata yang ada di kawasan dataran tinggi tersebut. Pembangunan Dieng Theatre tersebut juga tidak lepas dari dibangunnya paker wisata jalur Solo-Selo-Borobudur (Sosebo). Bahkan sekarang ini sedang dijajagi adanya penambahan paket wisata baru gabungan dari Sosebo-Dieng. Jika paket wisata baru tersebut sudah bisa berjalan, diperkirakan perkembangan objek wisata di dataran tinggi Dieng akan berkembang pesat. “Gubernur telah merencanakan membuat paket wisata Sosebo-Dieng. Langkah awal pengembangan paket wisata baru di Jateng tersebut Gubernur telah mengeluarkan dana sebesar Rp 1,5 miliar untuk membangun Dieng Theatre. Saya yakin wisatawan akan lebih menyukai objek wisata di Dieng daripada di Ketep, karena Dieng banyak memiliki keunggulan yang tidak dimiliki Ketep,” tutur Pudjonggo. Pemkab Wonosobo sendiri, saat ini sedang merintis adanya jalur baru menuju objek wisata Dieng yang dari arah Semarang dan sekitarnya. Jalur baru yang sedang dipersiapkan oleh Wonosobo adalah jalur Selatan, yaitu melewati Cangkiran (Mboja) Kabupaten Kendal. Hanya saja jalan yang dipersiapkan belum bagus. Selain sempit juga masih sering terjadi longsor khususnya saat musim hujan. Justru yang menjadi kekhawatiran para praktisi wisata di dataran tinggi Dieng adalah adanya sejumlah investor yang mengincar Dieng sebagai sasaran investasi khususnya di sektor gas alam. Jika pemerintah mengizinkan investor untuk melakukan eksploitasi Dieng, bisa dipastikan konservasi tanah akan mengalami kerusakan berat. Bahkan Pudjonggo Kristiawan menilai untuk mengembangkan objek wisata yang ada di dataran tinggi Dieng, tidak perlu melibatkan investor. Pe- ngembangan cukup dilakukan oleh pemerintah karena terkait dengan pelestarian alam dan budaya di kawasan tersebut. Keterlibatan pemodal untuk pengembangan wisata alam di kawasan dataran tinggi Dieng dikhawatirkan justru akan mengubah peta wisata yang selama ini sedang dikembangkan oleh pemerintah. Investor cenderung hanya memikirkan keuntungan tanpa melihat sisi pelestarian. Sehingga saat mendapat kesempatan untuk menyentuh kawasan wisata, mereka cenderung akan mengorbankan pelestarian alam dan budaya yang ada. Padahal pengembangan wisata tidak bisa dipisahkan dengan upaya pelestarian budaya atau pelestarian sumber daya alam yang ada. Dengan fenomena tersebut, pengembangan objek wisata di dataran tinggi Dieng tidak perlu melibatkan investor demi untuk mempertahankan kondisi alam yang ada di kawasan. Jika investor ingin masuk untuk menggarap dunia pariwisata di Wonosobo, mereka bisa membangun sejumlah fasilitas di Wonosobo, seperti hotel dan restauran atau fasilitas pendukung lain. Hal senada juga diungkapkan Ketua PHRI Wonosobo Agus Tjugiyanto. Menurut praktisi wisata ini keterlibatan investor dalam pengembangan dataran tingi Dieng bisa mengubah peta wisata yang sekarang sedang digarap oleh banyak pihak. Bahkan tidak menutup kemungkinan nantinya pemerintah akan lebih berpihak kepada investor daripada mempertahankan program pengembangan wisata yang sudah ada. Sekarang ini menurut Agus, ada isu santer menyebutkan akan ada investor dari Cina yang akan masuk ke kawasan dataran tinggi Dieng untuk melakukan eksploitasi gas alam di Dieng. Jika isu tersebut benar, dikhawatirkan kepentingan pariwisata di Dieng akan dikalahkan oleh kepentingan industri yang cenderung akan merusak ekosistem yang ada. Rencana masuknya investor dari Cina untuk mengeksplorasi gas alam yang ada di Dieng menurut Agus sudah dibicarakan di tingkat DPRD Wonosobo, yaitu di Komisi A. Rencana tersebut menurut Agus jelas merupakan ancaman bagi dunia pariwisata di Dieng, karena akan ada kecenderungan kepentingan investor tersebut yang akan diutamakan. Menurut Pudjonggo, pengembangan wisata di kawasan Dieng telah mendapat dukungan dari Gubernur Jateng H Mardiyanto. Bahkan ada rencana kawasan Dieng akan dijadikan satu paket wisata dengan paket Solo-Selo-Borobudur (SSB) menjadi SSB-Dieng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar